Sinopsis Ashoka Samrat Episode 105

Masterkids SEO - Sinopsis Ashoka Samrat Episode 105 Setelah sebelumnya admin membagikan Sinopsis Ashoka Samrat Episode 104! kali ini admin bagikan lagi episode 105 yang akan tayang di ANTV Malam Ini pada September 2015. Berikut Kisah selanjutnya Ashoka Samrat!
Sinopsis Ashoka Samrat Episode 105

Masih di sekolah anak bangsawan, ketika Raja Bindusara hendak memberikan pedang kerajaan Chandragupta Maurya tiba tiba Sushima menginterupsi “Samrat, bagaimanapun juga pedang itu adalah milik kakekku Chandragupta Maurya, maka sebagai cucunya bisakah aku yg memberikan pedang itu utk Ashoka?” semua orang yg tadinya terkejut mendengar ucapan Sushima, langsung bernafas lega “Mengapa tdak?” ujar Chanakya, Sushima maju ke depan & mengambil pedang itu dari tangan ayahnya & ketika akan memberikannya pada Ashoka, Sushima berkata “Kamu tdak bisa bertarung dgn serangga dgn menggunakan pedang ini, lalu apa yg akan kamu lakukan?” Sushima mengejek Ashoka “Kamu bisa saja dgn mudah membunuh tapi akan lebih sulit bila memenangkan sesuatu tanpa membunuh siapapun & aku mempunyai kemampuan utk itu” Ashoka membalas ejekan Sushima dgn tersenyum & dgn terpaksa Sushima memberikan pedang itu ke Ashoka, Ashoka mengatupkan kedua tangannya didepan dada lalu menerimanya sambil menyeringai senang kemudian di letakkannya pedang itu di kaki Raja Bindusara, Raja Bindusara memberikan restunya seraya berkata “Aku sangat bahagia, kamu bisa meminta sesuatu, Ashoka” Ashoka tersenyum sambil membawa pedangnya “Aku akan memintanya pada saat yg tepat, Samrat” kemudian Ashoka berbalik & mengacungkan pedangnya keatas di depan teman temannya, mereka semua mengelu elukan nama Ashoka sambil menaburkan bunga bunga ke arah Ashoka, sementara Sushima kesal, benci & marah melihat kebahagiaan Ashoka

Ashoka mendatangi balai pengobatan dimana ibunya berada, saat itu Dharma sedang melakukan pooja utk Dewa Siwa, Ashoka segera mencari ibunya sambil membawa pedang sang kakek “Ibuuuu!!!” Dharma terkejut mendengar panggilan Ashoka, Dharma segera menghampiri Ashoka yg berlari kearahnya, Ashoka meletakkan pedang tersebut di kaki ibunya utk meminta restu, Dharma tersenyum bangga “Ibu, aku telah memenuhi janjiku, Samrat Raja Bindusara telah mengumumkan bahwa aku adalah ksatria hebat & dia memberikan pedang Chandragupta Maurya padaku” ujar Ashoka sambil berlutut & menengadahkan wajahnya menatap ibunya, Dharma memberikan restunya seraya berkata “Kamu pantas menerimanya, nak” ujar Dharma sambil mengambil pedang itu & diberikan pada Ashoka “Pedang ini akan memberikan kesuksesan padamu tapi sebuah senjata bisa menyingkirkan sisi kemanusiaanmu, benda ini bisa membuat hatimu sekeras batu” Ashoka tersenyum “Aku tdak akan membiarkan itu terjadi, ibu, tapi ibu lihat kan musuh seperti apa yg bisa kita berikan hukuman” Dharma menyentuh pipi Ashoka seraya berkata “Sebuah hukuman yg diberikan pada mereka bukanlah sebuah penderitaan akan tetapi hukuman yg sebenarnya adalah ketika kamu berhasil membuat penjahat merasa apa yg telah mereka lakukan itu salah, cobalah sentuh hatinya bahwa dia itu bersalah & dia mau bertobat, itulah hukuman sesungguhnya” sesaat Ashoka memikirkan sesuatu sambil memegang pedangnya “Jalan yg aku pilih ini sangatlah sulit utk menghindari kekerasan, bagaimana jika aku menjadi panglima perang & pergi berperang, itu adalah tanggung jawabku utk melindungi tanahku & kekerasan yg terjadi” Dharma kembali memegang pipi Ashoka “Jalan yg kamu temukan saat ini memang beralasan utk pergi berperang, dilain pihak kamu juga akan menemukan sebuah jalan dimana kamu menghindarinya”, “Bagaimana jika ternyata disana tdak ada cara lain selain melakukan peperangan?” Ashoka semakin penasaran “Kedamaian itu bisa dibawa tapi itu sangatlah sulit & kamu bisa memenangkannya hanya ketika kamu membawa kedamaian”, “Baiklah, aku mengerti semua yg ibu katakan” ujar Ashoka sambil memegang lengan ibunya “Ibu mempunyai keyakinan bahwa kamu akan mengikuti jalan yg ibu lakukan selama ini, kamu tdak akan berbuat kekerasan tapi akan membebaskan orang orang dari penderitaan seperti yg kamu lakukan pada ibu ketika kamu lahir” ujar Dharma sambil memegang kepala Ashoka

Pelayan memberitahu Khurasan yg saat itu sedang berdiri di koridor istana kalau Siamak tdak terlihat dimanapun “Dia itu pergi ke gudang, dia sedang menangis sedih disana, ayoo kita lihat kesana” Khurasan bergegas menuju ke gudang bersama pelayan & benar saja Siamak sedang berada disana, Siamak teringat ketika para prajurit musuh menyerang ibunya di dalam istana yg terbakar itu & dia tdak bisa berbuat apa apa, Khurasan memasuki gudang sambil memanggil manggil namanya “Siamak! Siamak!” Siamak bersembunyi di balik kotak & tanpa sengaja Siamak menyentuhnya hingga menimbulkan bunyi, Khurasan yg tahu kalau cucunya itu sedang bersembunyi, segera menghampirinya seraya bertanya “Apa yg kamu lakukan disini, Siamak?”, “Mereka akan membunuh kita semua, kakek” Siamak ketakutan “Tdak akan terjadi apa apa, Siamak, kita semua selamat” ujar Khurasan sambil duduk berlutut didepan Siamak “Bagaimana kalau mereka menyerang kita lagi? Kita ini tdak sekuat mereka” Khurasan tersenyum “Bersikaplah yg wajar, kamu tdak boleh ketakutan seperti ini, kamu ini seorang Khursanni, kamu harus menjadi seorang Samrat, kamu tdak boleh berkata seperti ini, janganlah menangis” Khurasan menyeka air mata yg membasahi pipi cucunya, Siamak juga mengusapnya pelan, kemudian Khurasan mengajak cucunya keluar dari gudang itu. Sepeninggal mereka, tiba tiba Charumitra keluar dari lorong yg ada di gudang tersebut, rupanya Charumitra mendengarkan semua pembicaraan Khurasan & cucunya, Charumitra tersenyum sinis.

Di kamar Sushima, Sushima sendang ngobrol dgn perdana menteri, tak berapa lama kemudian Charumitra menemui mereka berdua seraya berkata “Kita telah mendapat kesempatan, aku tadi melihat Siamak ketakutan & Khurasan menemuinya & mengatakan agar jangan menangis” Sushima kelihatan heran “Aku tdak menyangka kalau dia itu begitu pengecut rupanya” Charumitra tersenyum sinis “Aku tdak menceritakan hal ini pada semua orang, dgn begitu kamu bisa mengejeknya, Sushima, kamu harus membuktikan bahwa kamu itu anak yg pemberani, kamu bisa bertarung dgn segala rintangan yg ada, dgn begitu ayahmu bisa mulai melihat sisi Samrat dalam dirimu, kamu harus menemukan cara siapa yg berada di balik konspirasi ini maka ayahmu akan terkesan padamu, Putri Ahankara bisa menolong kamu dalam hal ini” Sushima nampak berfikir keras begitu mendengar rencana ibunya.Sinopsis Ashoka Samrat Episode 105

Dikamar Putri Ahankara, Putri Ahankara masih terbaring lemah ditemani beberapa pelayan, Putri Ahankara masih shock mengetahui konspirasi yg dibuat oleh ayahnya, Sushima menghampirinya, para pelayan segera meninggalkan mereka berdua “Bagaimana kabarmu?” Putri Ahankara segera bangun melihat kedatangan Sushima, Sushima duduk disebelahnya “Pernah sekali aku berfikir bahwa kamu akan mengira kalau aku ini penghianat juga tapi kemudian aku sadar bahwa cinta kita lebih kuat dari apapun” Putri Ahankara terlihat sedih sambil menggenggam tangan Sushima “Aku tdak tahu kalau ayahku terlibat dgn semua ini, aku tdak mengikutinya karena aku pikir lebih baik aku mati daripada berhianat padamu” Sushima memandang kearah Putri Ahankara sambil melepas genggaman tangan Putri Ahankara “Apakah kamu tahu siapa yg terlibat dgn ayahmu?”, “Aku tdak tahu apa apa, jangan curiga padaku, cintaku ini suci” Putri Ahankara nampak cemas & kembali menggenggam tangan Sushima “Aku tdak akan mencurigai kamu, aku juga sangat mencintaimu” Sushima memeluk Putri Ahankara “Kamu akan membawaku pada tujuanku oleh karena itu aku harus menjagamu” bathin Sushima dalam hati

Dikamar Raja Bindusara, Pangeran Justin sedang ngobrol dgn Raja Bindusara “Samrat, saat ini ibuku masih pingsan, aku tdak tahan melihat dia menderita seperti itu, aku ingin pergi ke Mandir dimana ibuku biasanya berdoa disana, aku ingin berdoa utknya” ujar Pangeran Justin cemas “Aku juga mengkhawatirkannya, aku akan menemani kamu” Pangeran Justin panik “Tdak! Tdak usah, kamu sangat dibutuhkan disini, kamu harus melindungi Magadha, aku akan pergi sendirian kesana” akhirnya Raja Bindusara mengijinkan Pangeran Justin pergi seorang diri, Pangeran Justin segera berlalu dari sana dgn senyum penuh arti

Di kamar Chanakya, Chanakya sedang berdiskusi dgn Radhagupta “Radhagupta kita membutuhkan Vrahmir, dia bisa menceritakan banyak hal pada kita” tepat pada saat itu Ashoka menemui mereka “Salam Chanakya” ujar Ashoka sambil mengatupkan kedua tangannya didepan dada, Radhagupta segera meninggalkan mereka berdua “Ashoka, apakah kamu ingin aku pergi ke Samrat Raja Bindusara bersamamu agar dia bisa menanyakan padaku tentang ayahmu begitu?” Ashoka tersenyum “Aku memang menginginkan itu juga tapi utk kali ini aku ingin fokus pada satu permasalahan yg ada, aku merasa ada seseorang dari keluarga kerajaan yg terlibat dgn semua konspirasi ini” Ashoka merasa penasaran “Itu benar, Ashoka, kita harus mencari tahu kebenaran yg ada, Samrat Raja Bindusara juga ingin tahu tentang mereka”, “Aku ingin membantumu dalam permasalahan ini, Chanakya” Chanakya menyeringai senang “Siapa yg kamu curigai, Ashoka?” sesaat Ashoka berfikir “Satu satunya yg aku curigai adalah ibu suri Ibu Suri Helena, kemudian pangeran Pangeran Justin, ketika aku memikirkan tentang mereka , aku mendapatkan beberapa pertanyaan tentang mereka” Chanakya tersenyum seraya berkata “Caramu menyelamatkan semua orang, aku sungguh sungguh terkesima” ujar Chanakya bangga “Aku berharap aku bisa menjadi seorang penyelamat bagi Samrat Raja Bindusara, kasih sayang yg dia berikan padaku membuat aku ingin menghadapi semua permasalahan & bahaya sebelum Samrat Raja Bindusara mengalaminya” ujar Ashoka mantap Sinopsis Ashoka Samrat Episode 105

Chanakya & Ashoka menemui Raja Bindusara di kamarnya “Samrat, Ashoka ingin mengatakan sesuatu padamu” ujar Chanakya “Samrat, aku telah memberikan nyawaku ini utk melindungi tanah ini & utk ibu pertiwi, rajanya sangatlah penting, utk itulah aku ingin menjadi pelindungmu” Raja Bindusara tertawa kecil seraya berkata “Kamu itu belum begitu besar, Ashoka” Ashoka heran “Aku telah menyelamatkan kamu juga sebelumnya kan, Samrat, percayalah padaku, aku tdak akan membiarkan bahaya apapun yg akan datang padamu” Raja Bindusara melihat keseriusan dalam diri Ashoka “Tapi itu sangatlah sulit, Ashoka”, “Kamu telah menyebutku sebagai seorang ksatria yg hebat & tdak ada yg sulit bagiku, kamu berjanji padaku utk memberikan aku apapun yg aku inginkan, aku menginginkan ini, Samrat” ujar Ashoka serius “Penuhilah janjimu, Samrat” sela Chanakya “Baiklah, mulai sekarang kamu akan selalu bersamaku seperti sebuah bayangan” Ashoka sangat berterima kasih pada Raja Bindusara sambil mengatupkan kedua tangannya didepan dadanya “Inilah jalan bagi Ashoka utk menjadi seorang Samrat” bathin Chanakya dalam hati